KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya makalah
ini dapat diselesaikan.
Makalah ini ditulis dengan maksud untuk meningkatkan kegemaran
masyarakat mengonsumsi ikan, karena telah terbukti bahwa mengonsumsi ikan akan
berdampak positif bagi kesehatan.
Setelah masyarakat suka mengonsumsi ikan, sebagai akibatnya adalah
permintaan ikan akan meningkat sehingga harus diimbangi dengan peningkatan
produksi. Yang pada akhirnya, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat atau paling tidak membudidayakan ikan menjadi alternatif untuk
mendapat penghasilan.
Penulis menyadari makalah ini disusun sesederhana mungkin dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca.
Way
Jepara, 5 April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL........................................................................................... i
KATA
PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR
ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.......................................................................... 1
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pemilihan Lokasi Kolam......................................................... 2
B.
Pembesaran Ikan Nila di Kolam Air Tenang....................... 2
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Lokasi Kolam............................................................................. 3
B.
Persiapan Kolam...................................................................... 3
C.
Sarana Budidaya...................................................................... 4
D.
Penebaran Benih..................................................................... 4
E.
Pemberian Pakan.................................................................... 5
F.
Pembesaran.............................................................................. 5
BAB V KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan............................................................................... 6
B.
Saran.......................................................................................... 6
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan gizi mutlak diperlukan
karena meningkatkan produktifitas manusia di segala bidang. Maka perlu dicari
bahan pangan yang bermutu baik dengan harga yang relatif terjangkau dan mudah
didapat. Di antaranya adalah ikan, baik dari hasil tangkapan di laut maupun
hasil budidaya. Daging ikan segar ternyata cukup mengandung protein antara
16%-24%, lemak antara 0,2%-2,2%, unsur mineral, vitamin serta karbohidrat.
Penderita tekanan darah tinggi sangat cocok mengkonsumsi ikan karena daging
ikan tidak mengandung kolesterol.
Ikan Nila (oreochormis niloticus) yang berasal dari Taiwan sudah sejak tahun
1969 dikenal oleh masyarakat Indonesia. Nama atau sebutan nila ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Perikanan pada tahun 1972, diambil dari nama spesiesnya
nilotika menjadi nila.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Ikan Nila (oreochormis niloticus)
mempunyai keunggulan dan perkembangan budidaya relatif lebih cepat. Hal ini
disebabkan oleh sifatnya yang mudah berkembang biak, pertumbuhan badannya
cepat, dan merupakan pemakan plankton serta tumbuhan air lunak yang tumbuh di
dalam kolam. Keunggulan lain, ternyata Ikan Nila (oreochormis niloticus) dapat hidup, tumbuh dan berbiak pada
kondisi air ber pH = 5.
Ikan Nila (oreochormis niloticus) termasuk salah satu jenis ikan yang
mempunyai toleransi terhadap kualitas air dengan kisaran lebar, maka Ikan Nila (oreochormis niloticus) sehinga sangat
cocok dibudidayakan di kolam-kolam pekarangan yang relatif sempit di sekitar
rumah tinggal. Cara pembudidayaan tidak sulit. Dari segi pembesaran, dapat
dibudidayakan dengan berbagai cara atau sistem antara lain : monokultur
(pemeliharaan tunggal), polikultur (pemeliharaan campuran) dan longyam
(pemeliharaan terpadu).
Usaha pemerintah dalam
memasyarakatkan makan ikan nila terutama di pedesaan, untuk memenuhi kebutuhan
gizi, kiranya akan terwujud. Hal ini didukung oleh keunggulan Ikan Nila (oreochormis niloticus) yang harganya
terjangkau masyarakat, mudah dibudidayakan, pertumbuhan cepat, serta tahan
terhadap oksigen rendah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemilihan Lokasi Kolam
Lokasi kolam yang baik untuk
pembesaran Ikan Nila (oreochormis
niloticus) harus memenuhi persyaratan :
1.
Tersedianya saluran pemasukan air dan pengeluaran air
selama masa pemeliharaan.
2.
Kualitas air yang baik adalah pH (derajat keasamannya)
5-7, suhu air 27-30 0C, oksigen terlarut (DO) berkisar 5 mg/1 pada
suhu 20-21 0C, Karbondioksida (CO2) tidak lebih dari 12
ppm dan kecerahan kolam (Cholik, dkk.
1991).
3.
Kondisi tanah yang baik adalah tanah liat/lempung dengan
sedikit kandungan pasir untuk menahan air masa air yang besar dan tidak
merembesnya kolam.
B. Pembesaran Ikan Nila (oreochormis niloticus)
di Kolam Air Tenang
Pembesaran Ikan Nila (oreochormis niloticus) sistem air
tenang (monokultur) membutuhkan kolam minimum 100 m2, kontruksi kolam
disesuaikan kondisi lahan. Kedalaman kolam minimal 1 meter dan tanggul harus
kuat agar mampu menahan air. Agar sirkulasi air lancar, kolam juga harus
memiliki pipa pemasukan air maupun pengeluaran air yang disaring agar mencegah
masuknya predator melalui pipa.
Banyak sedikitnya benih Ikan Nila (oreochormis niloticus) yang akan
ditebar harus disesuaikan dengan kolam berapa ukuran panjang dan lebar kolam
pemeliharaan yang tersedia. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar padat tebar Ikan
Nila (oreochormis niloticus) di kolam
sesuai dengan keperluan sehingga perkembangan pembesaran ikan nila dapat
maksimum.
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Lokasi Kolam
Tofografinya daerah daratan
rendah dan jenis tanahnya agar liat yang bercampur dengan gambut sehingga untuk
pembuatan kolamnya harus memiliki kedalaman yang cukup untuk dapat menampung
air.
B. Persiapan kolam
Langkah-langkah dilakukan dalam
persiapan kolam yaitu sebagai berikut :
1.
Pengeringan dasar kolam, pengeringan mutlak dilakukan
karena berfungsi menghilangkan senyawa beracun saerta membasmi hama dan
penyakit ikan, juga untuk memperbaiki pematang yang longsor dengan cara
menambal dengan tanah bagian berlubang, serta perbaikan pintu pemasukan dan pengeluaran
air jika ada yang tidak berfungsi misalnya saringan yang rusak atau koyak,
untuk mencegah ikan liar masuk ke dalam kolam, mengikuti arus air, seperti ikan
gabus, belut dan sebagainya.
2.
Pengapuran, digunakan kapur dolomit bertujuan untuk
memperbaiki kualitas dasar kolam. Takaran yang dianjurkan 250 gr/m2
– 500 gr/m2 luas kolam. Untuk kolam seluas 100 m2, dosis
kapur yang disebar 25000 gr – 50.000 gr atau 25 – 50 kg. Biarkan selama 5 sampai 7 hari.
3.
Pemupukan, dilakukan untuk menumbuhkan makanan alami yang
sangat dibutuhkan, baik oleh benih maupun induk di kemudian hari. Sangat
dianjurkan pupuk berupa kotoran unggas yang sudah menjadi tanah. Dengan takaran
250 gr/m2 – 500 gr/m2 ; pupuk di sebar merata di dasar
kolam.
4.
Untuk kolam seluas 100 m2 harus disediakan
pupuk kandang antara 25.000 gr – 50.000 atau 25 kg atau 50 kg. Dibiarkan selama
7 hari.
5.
Pengisian air, setelah persiapan selesai masukkan air
kedalamnya hingga ketinggian 10 cm dan biarkan selama beberapa hari agar
makanan alami tumbuh. Kemudian, pemasukan air ditambah lagi sampai mencapai
ketinggian 100 Cm.
C. Sarana Budidaya
Alat/sarana yang digunakan oleh
masyarakat pembudidaya adalah hampir sama semua, misalnya :
1.
Kapur dolomit
Yang gunanya untuk menaikkan kadar
pH kolam dan mengendapkan lumpur yang baru dibuat.
2.
Pupuk kandang
Pupuk yang gunanya untuk membuat
kolam ditumbuhi oleh makanan alami dan membuat kolam menjadi subur.
3.
Benih ikan
Benih ikan didapatkan dari Balai
Benih yang ada yaitu dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten, ukuran benih
yang ditebarkan ukurannya berkisar antara 3-5 cm yang seragam.
4.
Pakan ikan
Pakan yang diberikan berupa Pellet
(buatan pabrik) yaitu ukuran pakan No. 1 (satu) yaitu PF 118 dengan
kandungan Protein 30 %.
D. Penebaran Benih
Setelah kolam dinyatakan sudah siap,
lalu dilakukan penebaran benih nila dengan ukuran 3-5 cm dengan padat penebaran
10-15 ekor/m2. Untuk kolam ukuran 100 m2 dapat ditebari
benih 1.000 ekor. Benih yang dipilih benar-benar sehat dengan ciri-ciri : warna
cerah, gerakannya lincah dan tidak sakit. Agar benih tidak menderita stress
oleh perbedaan suhu udara dan air. Penebaran benih dilakukan pada pagi atau
sore hari. Penebaran pada siang hari dapat membahayakan keselamatan benih.
Penebaran benih harus dilakukan
dengan hati-hati. Cara yang aman dan praktis dengan mendiamkan wadah berisi air
beberapa saat hingga suhunya sama dengan suhu air kolam pembesaran. Kemudian
wadahnya digulingkan secara perlahan-lahan. Biarkan benih keluar dengan
sendirinya. Tinggal saat pertama kali menebar benih harus dicatat agar waktu
panen dapat dipastikan.
E. Pemberian Pakan
Untuk benih ikan sampai hari ketiga,
benih tidak perlu diberi makan karena pakan alami hasil pemupukan masih
tersedia. Menginjak hari keempat barulah kita memberikan pakan buatan berupa
pellet berkadar protein 25%. Pakan berupa pellet diberikan setiap hari sebanyak
tiga kali pemberian, disesuaikan dengan umur dan ukuran ikan.
Untuk mengetahui pertambahan berat
badan ikan yang ada di kolam, dilakukan penangkapan seminggu sekali kurang
lebih 30% dari jumlah ikan keseluruhan.
Untuk ukuran 20-50 gr diberikan
pellet sebanyak 4% - 5% dari bobot total ikan, 50-200 gr diberikan pellet
sebanyak 3% dan ukuran 200-500 gr sebanyak 2% dengan frekuensi pemberian 3 kali
sehari.
F. Pembesaran
Kolam untuk membesarkan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) harus
dipersiapkan lebih dulu dengan cermat, baik itu meliputi pengolahan dasar
kolam, pengeringan, pemupukan, pengapuran dan penggenangan air selama 5-7 hari
agar diperoleh hasil panen yang optimal. Juga pakan tambahan dari luar berupa
pellet berkadar protein 25% diberikan setiap hari sebanyak 3-5% dari bobot ikan
keseluruhan diberikan 3 kali perhari, pagi, siang dan sore.
Jika selama pemeliharaan berjalan
normal dalam tempo 6-7 bulan dengan berat hasil panen mencapai 250-350 gr/ekor,
sudah dapat di konsumsi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN
SARAN
A. Kesimpulan
Usaha pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) mempunyai
prospek yang cukup baik dikembangkan, karena permintaan pasar yang cenderung
sangat meningkat dan rasanya yang gurih serta ditunjang pula harganya yang
relatif mahal dibandingkan dengan ikan hasil budidaya air tawar lainnya.
Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) di kolam
merupakan salah satu cara budidaya ikan yang mudah dikembangkan karena
wilayahnya yang banyak air dan sungai serta pola budidaya ikan yang mulai
digandrungi masyarakat. Juga sebagai alternatif sumber pendapatan dan pemenuhan
gizi keluarga.
Makanan bagi Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) juga tidak
sulit, karena ia mau menyantap segala jenis makanan alami ataupun buatan
(pellet), bahkan diberi dedak halus ataupun ampas tahu ia mau juga. Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) termasuk jenis
ikan pemakan campuran (omnivora).
B. Saran
Selama masa pemeliharaan perlu
diawasi kemungkinan adanya serangan hama dan penyakit. Cara yang paling aman
untuk mengendalikan hama adalah secara fisik menangkap langsung hewan liar/hama
tadi atau mencegahnya masuk ke dalam kolam.
Sedangkan penyakit ikan dapat
dicegah dengan pengapuran yang seimbang untuk mempertahankan kualitas air,
serta diupayakan suhu air tidak kurang dari 28 0C.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Petunjuk Teknis Budidaya
Ikan Nila (Buku I). Direktorat Bina Produksi, Direktorat Jenderal Perikanan,
Departemen Pertanian, Jakarta. 1989.
----------, Petunjuk Teknis Budidaya
Ikan Nila Merah (Oreochormis Sp).
Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Bandung. 1988.
----------, Petunjuk Teknis Budidaya
Ikan Nila Merah Proyek Diversifikasi Pangan dan Gizi Sub Sektor Perikanan, Direktorat
Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian. Jakarta 1996/1997.
Cholik, F., Artati dan Rahmat
Arifin. Pengelolaan Kualitas Air Dalam
Kolam Ikan. 1991.
Hassanudin Saanin. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan.
Bina Cipta Jakarta. 1992.
Puslitbang Perikanan. Petunjuk Pengoperasian Unit Sarana
Pembesaran Ikan Nila. 1988.
Makasihnya
BalasHapusok..
Hapusbagus ...
BalasHapusSaya ingin berkongsi dengan anda semua di sini tentang bagaimana saya mendapat pinjaman saya dari Encik Benjamin yang membantu saya dengan pinjaman sebanyak 400,000.00 Euro untuk memperbaiki perniagaan saya. Ia mudah dan cepat apabila saya memohon pinjaman apabila keadaan semakin kasar dengan perniagaan saya. Benjamin memberi pinjaman saya tanpa berlengah-lengah. di sini adalah e-mel Benjamin / e-mel kenalan: +1 989-394-3740, lfdsloans@outlook.com.
BalasHapus