Jumat, 17 Mei 2013

Makalah Sosiologi 1



Halaman Pengesahan

Judul Makalah                         : Masyarakat Perkotaan Dan Masyarakat Perdesaan
Penyusun                                 : Hendra Gunawan
Kelas                                       : X
Sekolah                                   : SMA MUHAMMADIYAH 2

Telah disahkan pada
Hari                                         :
Tanggal                                   :


Judul tersebut telah dibaca dan disetujui.

Guru Pembimbing




Pak  Boy
Way Jepara, 19 Oktober 2012
Penyusun




Hendra Gunawan

 
 Kata Pengantar

Dimulai dengan membaca nama Allah SWT pencipta alam semesta yang maha kasih, tak pilih kasih dan yang maha penyayang tak panjang sayang. Lantunan shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita pemimpin besar umat Islam, yang perkasa tak pernah putus asa dan beliaulah pemimpin akhir jaman nabi Muhammad SAW. Yang rela mengorbankan hidup matinya karena Allah SWT demi menegakkan panji – panji Islam. Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas hubungan antropologi dan sosiologi.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.  Olehnya itu,  penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.



Way Jepara, 19 Oktober 2012
Penyusun


Hendra Gunawan


 Daftar Isi

Halaman judul ..................................................................................................... 1
Halaman Pengesahan ........................................................................................... 2
Kata Pengantar .................................................................................................... 3
Daftar Isi .............................................................................................................. 4
Bab I Pendahuluan ................................................................................................ 5
Bab II Pembahasan ............................................................................................... 6
A.    Pengertian Masyarakat .................................................................................... 6
B.     Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan .......................................................... 8
C.     Urbanisasi dan Urbanisme ............................................................................... 8
Bab III Kesimpulan ............................................................................................... 10
            Saran – saran ............................................................................................ 11
Referensi .............................................................................................................. 12


 BAB I
PENDAHULUAN

Banyak alasan pentingnya membicarakan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Selain belum ada kesempatan umum tentang keberadaan masyarakat desa sebagai suatu pengertian yang baku juga kalau dikaitkan dengan pembangunan yang orientasinya banyak dicurahkan kepedesaan, maka pedesaan memiliki arti tersendiri dalam kajian struktur  sosial atau kehidupanya. Dalam keadaan desa yang “sebenarnya” desa masih dianggap sebagai standard  pemelihara system kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong,  keguyuban, persaudaraan, gotong-royong, kesenian, kepribadian dalam berpakaian, adat - istiadat, kehidupan moral-susila dan lain-lain.
Orang kota membayangkan bahwa desa ini merupakan tempat orang bergaul dengan rukun, tenang, selaras, dan akur. Akan tetapi justru dengan berdekatan, mudah terjadi konflik atau persaingan yang bersumber dari peristiwa kehidupan sehari-hari, hal tanah, gengsi, perkawinan, perbedaan antara kaum muda dan tua serta antara pria dan wanita. Bayangan bahwa desa tempat ketentraman pada konstelasi tertentu ada benarnya, akan tetapi yang nampak justru bekerja keraslah yang merupakan syarat pokok agar dapat hidup di desa.
Demikian pula dalam konteks pembangunan desa (pertanian), semula orang beranggapan bahwa masyarakat pertanian mangalami involusi (kemunduran) pertanian yang berjalan dalam proses pemiskinan dan apapun teknologi dan kelembagaan modern yang masuk ke pedesaan akan sia-sia.Pernyataan-pernyataan sumbang inilah yang ingin kami bahas dalam makalah yang ringkas dan singkat ini, yang mana adanya kontroversi kesan atau pendapat ini mungkin lebih tepat apabila dihubungkan dengan berbagai gejala sosial seperti konsep - konsep perubahan sosial atau kebudayaan. 

BAB II PEMBAHASAN
MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN

A. Pengertian Masyarakat
Sebelum kita bicara lebih lanjut masalah masyarakat,baik kita tinjau terlebih dahulu tentang masyarakat. Menurut R.Linton: Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga meraka ini dapat mengorganisasikan dirinya berfikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
 Mengingat banyaknya definisi masyarakat tersebut diatas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa masyarakat harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a)      Harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak.
b)      Telah bertempat tinggal alam waktu yang lama di suatu daerah tertentu.
c)      Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Apabila kita berbicara tentang masyarakat, terutama jika kita mengemukakanya dari sudut antropologi, maka kita mempunyai kecenderungan untuk melihat dua tipe masyarakat:
Pertama, satu masyarakat kecil yang belum negitu kompleks yang belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal struktur dan aspek aspeknya masih dapat dipelajari sebagai satu kesatuan.
Kedua, masyarakat yang sudah kompleks yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang karena ilmu pengetahuan modern sudah maju teknologi maju sudah mengenal tulisan satu masyarakat yang sukar diselidiki dengan baik dan didekati sebagian saja.
1. Masyarakat Perkotaan
Kota menurut definisi universal adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan atau status hukum.
Beberapa definisi (secara etimologis) “kota dalam bahasa lain yang agak tepat dengan pengertian ini, seperti dalam bahasa Cina, kota artinya dinding dan dalam bahasa Belanda kuno, tuiin, bisa berarti pagar. Jadi dengan demikian kota adalah batas. Selanjutnya masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community, Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupanya serta ciri - ciri kehidupanya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
1.    Perbedaan Desa dan Kota
Ada beberapa ciri yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Antara lain sebagai berikut
·      Kota memiliki penduduk yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan desa.
·      Lingkungan hidup di pedesaan sangat jauh berbeda dengan diperkotaan. Lingkungan pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas, udaranya bersih, sinar matahari cukup dan lain sebagainya. Sedangkan dilingkungan perkotaan yang sebagian besar dilapisi beton dan aspal, bangunan - bangunan menjulang tinggi dan pemukiman yang padat.
·      Kegiatan utama penduduk desa berada di sector ekonomi primer yaitu bidang agraris (pertanian)
·      Corak kehidupan social di desa dapat dikatakan masih homogin (satu jenis), sebaliknya di kota sangat heterogin (beraneka ragam) karena disana saling bertemu berbagai suku bangsa, agama, kelompok dan masing-masing memiliki kepentingan yang berlainan.
·      Sistem pelapisan social di kota jauh lebih kompleks daripada di desa.
·      Mobilitas (kemampuan bergerak) social di kota jauh lebih besar daripada di desa.
·      Bila terjadi pertentangan, di usahakan untuk dirukunkan, karena memang prinsip kerukunan inilah yang menjiiwai hubungan sosial pada masyarakat pedesaan,
·      Jumlah angkatan kerja yang tidak mempunyai pekerjaan tetap di pedesaan jauh lebih besar daripada di perkotaan.
2.    Hubungan Desa Kota.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat bersifat ketergantungan karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, perbaikan jalan raya dan sebagainya. Mereka ini biasanya adalah pekerja-pekerja musiman.
Namun demikian kedudukan yang tak seimbang tercermin dalam hubungan structural fungsional antara desa dan kota.
3.    Aspek Positif dan Negatif
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan seharusnya mengandung lima unsure yang meliputi: wisma, karya, marga, suka, penyempurnaan.
2. Masyarakat Pedesaaan
A.      Pengertian Desa / pedesaan
Yang di maksud dengan desa menurut Sutardjo Kartohadi Kusuma mengemukakan sebagai :
Desa adalah suatu kesatuan hukum di masa hukum di mana bertempat  tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
B. Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Seperti di kemukakan para ahli atau sumber bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan denga mata pencarian yang bersifat agraris. Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya di pandang antara sepintas kilas di nilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai. Tapi sebetulnnya ketenangan masyarakat pedesaan itu hanyalah terbawa oleh sifat masyarakat itu yang oleh Ferdinand Tonies di istilahkan dengan masyarakat gemeinschaft (paguyuban). Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala social yang sering di istilahkan: konflik (pertengkaran), Kontraversi (pertentangan ), Kompetisi (persiapan)

C. Kegiatan Pada Masyarakat Pedesaan
Menurut Mubiyarto petani indonesia mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a.       petani itu tidak kolot, tidak bodoh atau tidak malas mereka sudah bekerja   keras sebisa-bisanya agar tidak mati kelaparan.
b.      sifat hidup penduduk desa atau para petani kecil (petani gurem) dengan rata-rata luas sawah kurang lebih 0,5 ha yang serba kekurangan adalah “nrimo”(menyerah kepada takdir) karena merasa tidak berdaya.
C.      Urbanisasi dan Urbanisme
Arti Urbanisasior sekunder
Urbanisasi adalah suatu proses perpindahan penduduk dari desa ke kota. Dengan demikian urbanisasi adalah suatu proses dengan tanda-tanda sebagai berikut:
·         Terjadinya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota
·         Bertambah besarnya jumlah tenaga kerja non agraria di sector tersier (jasa)
·         Tumbuhnya pemukiman menjadi kota
·         Meluasnya pengaruh kota di daerah pedesaan mengenai segi ekonomi, social, kebudayaan dan psikologis
Sebab-Sebab Urbanisasi
Pada dasarnya ada 3 hal utama yang menyebabkan timbulnya urbanisasi :
1.      Adanya pertambahan penduduk secara alamiyah
2.      Terjadinya arus perpindahan dari desa ke kota
3.      Tertariknya pemukiman pedesaan kedalam lingkup kota, sebagai perkembangan kota yang sangat pesat di berbagai bidang, terutama yang berkaitan dengan tersedianya kesempatan kerja
Faktor-faktor pendorong (push factors) adalah factor-faktor yang ada pada masyarakat pedesaan sendiri mendorong penduduk  desa untuk meninggalkan daerah tempat kediamannya. Sedangkan factor-faktor penarik (pull factors) adalah faktor-faktor yang ada di perkotaan dan mampu menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap di perkotaan.
Apabila dianalisa lebih jauh lagi, ternyata bahwa sebab-sebab yang mendorong orang-orang desa untuk meninggalkan tempat tinggal asalnya adalah sebagai berikut:
·           Timbulnya kemiskinan di pedesaan.
·           Penduduk desa, terutama kaum muda-mudi merasa tertekan oleh adat istiadat yang ketat  mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
·           Di desa desa tidak banyak kesempatan untuk menambah pengetahuan.
·           Rekreasi salah satu factor yang penting di bidang spiritual kurang sekali, dan kalau ada pekembangannya sangat lambat.
·           Penduduk desa yang mempunyai keahlian lain dari petani, misalnya saja  kerajinan tangan, menginginkan pasaran yang lebih luas bagi hasil kegiatannya yang hanya dapat di peroleh di kota.
·           Kegagalan panen yang di sebabkan berbagai sebab.
·           pertentangan dalam lingkup social, baik antar kelompok, antar golongan, agama dll.
Akibat-Akibat Urbanisasi
Hubungan antara desa dan kota bersifat timbal balik dalam arti baik desa maupun kota keduanya pengaruh mempengaruhi. Selanjutnya proses urbanisasiakan menimbulkan akibat lebih jauh lagi , antara lain:
1.      Terbentuknya suburb (tempat-tempat pemukiman baru di pinggiran kota).
2.      Makin meningkatnya tuna karya
3.      Pertambahan penduduk kota yang pesat  menimbulkan masalah perumahan.
Usaha-Usaha Menanggulangi Urbanisasi
Berbagai tindakan tersebut akan di uraikan secara singkat di bawah ini:
1.       Lokal jangka pendek
a)      Pembersihan daerah-daerah perkampungan melarat yang ada di tengah kota .
b)      Perbaikan kampung melarat.
c)      Membuat dan melaksanakan proyek sites and service atau proyek plottownship.
d)     Memperluas kesempatan kerja.
2.       Lokal jangka panjang : Salah satu diantaranya adalah penyusunan masterplan (rencana induk), yaitu himpunan rumusan  tindakan-tindakan  yang harus menjaga sejumlah factor faktor
3.       Nasional jangka pendek : Pemerintah dapat mengatur masalah migrasi (perpindahan)  penduduk dari desa ke kota dengan peraturan perundang undangan.
4.       Nasional jangka panjang : Dalam perencanaan tingkat nasional dalam berbagai sector, proses urbanisasi mendapat perhatiaan secukupnya dalam rencana pengembangan kota misalnya saja dapat direncanakan tindakan tindakan sebagai berikut:
a)      pemencaran pembangunan kota dengan membangun kota-kota baru.
b)      rencana pembangunan daerah
c)      mengendalikan industrialisasi di kota-kota besar
Urbanisme
Untuk membentuk definisi ”urbanisme” harus ada criteria tertentu dan ada yang berpendapat  sebagai berikut:
1. adanya golongan penduduk di kota
2. ada suatu system pendidikan
3. adanya suatu kekuasaan politik
4. ada golongan pedagang dan pelayanan.

BAB III
KESIMPULAN
1.        Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hamper sama (homogen) disuatu daerah atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor pertanian (agraris). Sedangkan masyarakat kota ialah masyarakat yang tinggal di tengah-tengah kota, gaya hidup individual, jalan pikiran yang rasional dan tidak terikat oleh adat atau norma tertentu
2.        Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa dan kota namun diantara kedua komponen tersebut memiliki hubungan yang signifikan artinya kehidupan perekonomian di kota tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari desa begitu juga sebaliknya.

Saran – saran
Melalui makalah, penulis akan memberikan beberapa saran yang berhubungan dengan masalah sosial kemasyarakatan khususnya masalah urbanisasi sebagai berikut : Pembersihan daerah-daerah perkampungan melarat yang ada di tengah kota, perbaikan kampung melarat, membuat dan melaksanakan proyek sites and service atau proyek plottownship, memperluas kesempatan kerja. Untuk jangka panjangnya pemerintah dapat membuat penyusunan masterplan (rencana induk), yaitu himpunan rumusan  tindakan-tindakan  yang harus menjaga sejumlah factor faktor, pemencaran pembangunan kota dengan membangun kota-kota baru, rencana pembangunan daerah, mengendalikan industrialisasi di kota-kota besar.
Penyelesaian suatu masalah secara lebih strategik biasanya tidak kasatmata dan memerlukan waktu. Dalam kerangka optimalisasi program penanggulangan masalah – masalah yang berhubungan dengan urbanisasi pemerintah perlu mengakomodasikan potensi keluarga miskin yang acapkali terabaikan.

REFERENSI

Ahmad, Abu. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Soelaeman, M.Munandar. 2008. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: PT.Refika Aditama.
Wahyu, Ramdani. 2007. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: CV.Pustaka Setia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar